Rabu, 31 Oktober 2012

back to 1 year ago (jejak dalam mimpi)


kembali aku bermimpi,
kembali di malam itu kita berdua duduk di tepi parkiran monkasel,delta.
dingin angin malam,menertawakan karat di sela-sela jeruji besi,
tak apalah,pikirku,selama kita masih berdua.
semakin dekat dengan purnama,kita sama-sama saru untuk membuka kebenaran yang kita rasa,
atau hanya malu pada malam yang yang mengintip kebingungan kita dari balik ranjangnya.
dalam batinku berbisik,tak apalah,kita masih berdua.
namun aku masih saja beku untuk mengutarakan kata-kata,apakah kamu tau?
aku sengaja mengulur waktu,
tak ingin cepat-cepat melepasmu pulang,berdua denganmu,begitu berharga.
mungkin aku yang terlalu egois,harus mengikatmu disini saja.
akhirnya aku sadar,buatmu,ini mungkin belum waktunya.
aku melepasmu pulang..menyisakan pertanyaan yang tak habis aku uraikan,sendiri..

sampailah aku di perum kertajaya,tempatku meletakkan kelelahanku perlahan-lahan.
aku mulai bersyukur atas surga ciptaan graham bell,
yang bisa membuat kita tetap berbincang meski tak bertemu.
melumerkan,meluberkan,melelehkan kebekuan yang belum mencapai titik cairnya.
hingga pada akhirnya,one sweet night..
aku merasa malam itu,hari itu,membuat aku ingin menetap di surabaya lebih lama..
kamu membuat aku menitipkan separuh hidupku untuk kamu jaga,membuat kita sama-sama berjanji.
tak pernah aku makan selahap dan tidur senyenyak malam itu,
aku merasa rutinitas hidupku mulai berubah,berbeda.
mungkin yang banyak orang sebut "bahagia"..

sayang pagi kembali garang,membangunkanku kembali di dalam kamar mungilku.
menamparku keras-keras dengan kenyataan.
menyadarkanku bahwa semalam aku bermimpi dengan kenangan,berkencan dengan ketiadaan..
haaaa..mimpi ini lagi,udah keberapa kalinya (gumamku sambil mengucek mata)

Jumat, 05 Oktober 2012

Jangan lebihkan lagi rasa itu

hidup ini aneh,ketika aku menemukan seseorang yang keunikannya sejalan,seseorang yang pernah tenggelam dalam penderitaan dan kekecewaan yang serupa,ada semacam keinginan untuk bergabung dengannya,jatuh dalam keanehan yang sama.
akhirnya,ku mulai(lagi) perjudian dengan hidup.
taruhanku adalah rasa percaya secara utuh yang ku berikan untuk sesuatu yang bernama cinta..
dan aku terlalu silau oleh cinta yang bersinar terang,aku buta,nggak ku lihat apa yg seharusnya ku lihat.
tanpa ragu,aku berikan semua koin yang ku punya..
kepingan demi kepingan rasa percaya aku pertaruhkan semua,berhamburan di atas meja.
aku penjudi yang payah,dan lagi-lagi aku harus pulang dengan tangan hampa,kalah,telak...
tiba-tiba tanganku menjadi dingin,kepinganku habis seperti es yang mencair tak bersisa,daduku membeku,kekalahan itu dengan dingin tergambar jelas.
seharusnya aku sadar bahwa cahaya yang menyilaukan bisa membutakan mata,dan saat perjudian tak hanya buta,aku juga kehilangan akal untuk menyadarinya.
lagi-lagi aku harus mencicipi kebahagiaan untuk kemudian kehilangan lagi dengan cara yang menyakitkan.
goblok bukan?
aku berusaha melawan perasaanku sendiri,nggak ingin menyesali atas apapun yg terjadi.
tapi semakin ku lawan,semakin aku cegah,rasa sesal itu semakin kuat menggrogoti,meracuniku,membuat hidup ini semakin getir.
dalam batin aku mempertanyakan semuanya,"kenapa aku tak bisa sedikitpun atau sebentar saja menggenggam yang aku mau?".
Dari dan dalam keterasingan,ada ribuan senyum yang kutunjukan tapi semua itu tabu.
kemana lagi aku harus mencari?kemana lagi aku harus mengadukan kekalahanku ini?
haruskah aku kembali lagi ke kastil megah itu,menyapa puteri disana,dan bertanya "hei,cinta itu masihkah kamu menyimpannya?"
haruskah aku duduk menunggu mendung,memanggil hujan,tersenyum ramah,membelai riuh rintiknya dan bertanya "rindumu masihkah ada?"
haruskah aku bernyanyi diatas lembah,menanti penghias langit malam melintas dan menyapa "hai,sudah lama yah kita tak bersua?"
atau aku harus menerjang lari ke kutub?
berharap bertemu pelangi disana dan menyapa "kamu,baik-baik saja kah?"
Tuhan,aku tau itu semua bukan jalanku pulang,bukan tempatku mengadukan kekalahan,semua pintu disana tertutup sudah..
11 purnama aku habiskan hanya untuk belajar mengikhlaskan,belajar untuk melepaskan,belajar untuk menerima bahwa ada hal yang nggak bisa di paksakan,seberapa keraspun aku berusaha!!!
dalam keadaan tak berdaya seperti ini aku pernah kehilangan Puteri kecilku,Bingkai Hujanku dan Penghias Langit malamku,
jadi jangan Engkau lebihkan lagi rasa sakit itu kesekian kalinya,Tuhan!!