Jumat, 22 Februari 2013

Kamu,aku.Tak pernah utuh.

Kadang,kita tak begitu mengerti tentang makna kehadiran dalam setiap pertemuan.Terlalu menyayangkan ribuan kesempatan yang terlewat begitu saja untuk saling memahami,kau ataupun aku hadir dalam satu bingkai yang memang sengaja Tuhan gariskan.Yang hanya singgah,atau mungkin hadir dan tinggal untuk selamanya.Aku tidak menyayangkan kehadiranmu dalam rentang waktu yang mampu terhitung oleh ingatanku.Sebentar,namun membekas benar disana,di ruang yang tersisa untukmu,dalam jeda yang ku bilang seumur hidup.Jadi apa yang harus aku lakukan agar kamu benar-benar melihatku dan menganggap aku ada,nyata? Kamu telah membuat aku percaya bahwa aku tak pernah jatuh cinta sendirian,bahwa kamu juga menginginkan lebih.Sekalipun "rasa percaya" adalah taruhan terburuk yang pernah aku lakukan,yang telah menyakitiku bertahun-tahun dan men-jungki balik-an warasku.
Ada masa dimana aku ingin menjadi manusia tak punya hati.Agar aku tak merasakan kecewa,tersisihkan seperti ini,dan luka hati.Terpunuh rasa cinta itu sendiri.Aku begitu ingin meminta.Aku begitu ingin mengekalkan apa yang pernah dan masih sama-sama kita rasakan.Tapi aku benci memaksa,kamu yang paling tau itu.Aku dan kamu akan slalu berada di halaman yang berbeda.Sampai kamu memutuskan untuk membalikan halamanmu,dan menaruh pembatas disitu.Tapi aku tau,kesiapanmu tak pernah seperti aku,atau malah perasaanmu sendiri yang tak pernah sebesar perasaanku ke kamu? Aku tak tau.Kamu beku,dan aku kaku.Saling mencintai,namun tak saling menyentuh.Tak pernah utuh.Jadi aku memilih diam,bersikap seakan semua baik-baik saja,aku tersenyum berpura-pura rela.Aku telah korbankan kebahagiaanku sendiri untuk membuatmu bahagia.Dan kamu korbankan kebahagiaanmu sendiri untuk membuatnya bahagia.Pada akhirnya kita hanya dua orang yang mencoba saling membahagiakan,tapi tak pernah menemukan kebahagiaan.Sesederhana itu,bukan?

Kamu tidak sedang menyakitiku.Kamu hanya sedang membuatku menyakiti diriku sendiri.Jadi jangan pernah merasa bersalah.Ini bukanlah salah siapa-siapa.

Selasa, 19 Februari 2013

Hanya dingin yang tersisa,menunggumu.

Katanya,aku tanya di tiap kali kamu tersenyum.Nyatanya,akulah yang bertanya di tiap senyummu.Katanya,aku mimpi yang kamu tunggalkan sebelum akhirnya kamu tinggalkan begitu aja.Katanya,aku ketidakpastian yang slalu kamu tunggu tanpa henti sampai kini akhirnya enggan kamu nanti-nanti.Katanya,hatiku adalah palung tempat dimana hatimu pulang,sampai akhirnya kamu tak pernah datang dan menghilang.Kamu dan hujan begitu mirip.Sama-sama menyisakan dingin yang meraja.Membuat tanganku mati rasa,tak kuat menahannya.Lalu aku harus berbuat apa? dinginmu bukan hanya membekukan rasa,tapi juga air mata.

Aku terlalu lama menyiksa diri sendiri hanya untuk menebak apa arti diriku buat kamu,sekian lama hanya untuk mengharapkanmu.Nggak ada yang salah sebenernya.Nggak ada yang rumit.Kamu memilih dan mencintai seorang pria.Dan pria itu bukan aku.Itulah kenyataanya.
Aku bisa menyimpulkan seperti itu pada akhirnya,saat aku telah terbiasa dengan sikapmu yang terkadang menganggap aku ataupun cintaku ini tak ada,tak pernah nyata.Saat aku telah terbiasa dengan sikapmu yang tak pernah sekalipun mencoba untuk mengikat hatiku,dan membiarkannya pergi kemana-mana.Sesederhana itu.Seharusnya dari awal kamu katakan apa maumu,agar aku nggak berjuang terlalu dalam,untuk seseorang yang sebenarnya nggak sekalipun ingin aku genggam.Tapi percayalah,aku nggak pernah menginginkanmu segera putus.Dari sini aku slalu baik-baik saja walau cintaku tak pernah kamu anggap ada.Sayangnya,kamu tak pernah menyadari,bahwa disini ada seseorang yang slalu mencintaimu dalam kondisi terburukmu sekalipun : Sakit dan Sulit.

Aku bertahan tanpa alasan yang jelas.Aku menunggu tanpa ada kepastian.Dan Selamat,kamu telah membuat aku bener-bener percaya bahwa cinta adalah kesabaran dan kebesaran hati untuk menunggu.Tapi,jangan sampai ketika kamu kembali dan bener-bener menginginkanku,aku sudah lupa bahwa aku pernah sangat menginginkanmu..

Senin, 11 Februari 2013

Pulang kerumah : Hatiku

Aku masih bingung dengan diriku sendiri.Karna aku sadari,bahagiaku adalah kamu.Meski sakitku itupun Kamu dan Lelakimu.Entah saat kita mampu beradu tatap dalam temu,atau hanya berputar-putar dalam pikiran semu.Kalau saja kamu juga merasa banyak rindu yang semestinya membuat kita bicara dalam tatap,bukan dalam tunggu,seperti aku.Jika semua ini terbalaskan,menunggu akan membentuk batas yang baru : bahwa kata sepi  mulai membiasakan hati,yang kemudian menjadi satu kebiasaan yang lucu.Jika tidak,hanya pahit dan sakit yang akan terus berseru.
Kemaren slalu aku coba untuk menggengammu,semakin aku raih,semakin aku genggam,semakin kamu tak berasa,semakin samar.Lalu aku sadar,aku harus meregang,memberimu jarak dan ruang.Memberimu pilihan untuk tinggal,atau meninggalkan aku pada akhirnya..
Aku tidak akan lagi memaksamu untuk meninggali rumah yang dulu kamu sebut "Hati" itu selamanya.Karna aku hampir letih mencoba memintamu,meyakinkanmu...Dan kamu masih saja bertahan dengan Lelakimu.Hanya saja,akan slalu ada pintu yang terbuka ketika kamu ingin pulang kapan saja.Pulang kerumah yang kamu bangun dan aku jaga sedemikian sabarnya.Pulang ke rumah : Hatiku..

Aku tidak pernah mau tau seperti apa kamu dalam beberapa waktu kedepan lagi jika kita bertemu.Yang mau aku tau adalah harus masih ada aku di dalam dua bola mata indah milikmu,saat kita bertatap dalam temu,kemudian meluruh begitu saja dalam peluk dan cium,melepas rindu.Jadi biarkan aku menuju tempatmu,melewati pintu mana saja yang dulu sengaja kamu biarkan dan berlalu.Saat kamu mendengar suara ketuk pintu,bukakan,satu pintu yang paling dekat dengan hatimu.Agar nanti,di suatu sudut kota itu,kita bertemu,sambil menunggu hujan reda.Berdua,menikmati senja dan jingga yang basah,sampai melewati malam yang indah..

Minggu, 10 Februari 2013

Setelah ini apa?

Kita memulai dengan rasa yang sama,hanya saja kita tak pernah tau bagaimana harus melanjutkannya...Lalu setelah ini apa? Kamu dan aku menikmati lagi jalan kita sendiri-sendiri seperti dulu? Kamu dengan lelakimu,dan aku dengan takdirku : Menunggu?
Haruskah aku mundur lagi? Atau emang kali ini waktunya masih kurang tepat lagi? Lalu aku harus bagaimana? Rindu dan perasaan ini sudah tak terbilang lagi.Aku bener-bener tak mengerti,apakah aku yang tidak cukup berusaha untuk meraihmu,atau kamu memang berusaha memperumitnya agar aku tak pernah sekalipun berhasil sampai di tempatmu.Aku tidak sempat menyiapkan apa-apa.Tidak juga mampu meraba-raba.Terlalu abu-abu.Tapi selama kamu masih dengan lelakimu,aku selalu mencoba menempatkan semua sesuai porsinya.Pada posisinya.Kebayang nggak nyeseknya seperti apa?
Aku hanya tak ingin merasakan lagi.Bagaimana sesaknya jatuh cinta sendirian.Bagaimana sakitnya berjuang sendirian.Bagaimana pahitnya menunggu ketidakpastian.Yah..Memang aku ingin kamu bahagia.Tapi aku memang egois.Aku ingin kamu bahagia,hanya denganku...

Berharap suatu hari nanti,kamu akhirnya menyadari bahwa seseorang yang rela mencintaimu selamanya,dan nggak ingin merubah siapapun atau seperti apapun kamu adalah orang yang kamu buat menunggu dirimu setiap hari,ketika kamu bersama laki-laki lain..semoga.