Minggu, 19 April 2015

Entah

Katakan jika menurutmu pantas,disini aku bersahabat dengan keheningan.
Seumpama hari masih menyimpan kisah,buat kita mengenang sepenggal coklat yang terasa manis.
Apa yang akan kamu lakukan?
memakannya tak bersisa,atau menyimpannya hingga menguap bersama sang waktu?
Seumpama purnama tinggal separuh,dan kebenaran hanya menjadi cakar beruang,
Apakah kamu masih menyimpan sederet kata cinta? buat kamu eja selepas tidurmu kemarin sore?
Atau mungkin kamu merajut kisah yang lain,dan membiarkan cinta ini tergerai tak bermakna.
Entah aku harus berkata apa,atau percaya pada siapa.
Sebab cinta itu terasa hampa.
Kejujuran dan kesetiaan hanya menjadi bayangan.
Entah semua ini akan berjalan bagaimana.
Yang jelas,cerita panjang itu masih membuatku menyimpan mimpi yang sama.
Keraguan yang tak semestinya ada,kini menjadi penghantar mimpi burukku.
Jika mampu,ingin ku hapus kata perpisahan.
Namun tak adil jika itu hanya aku. . .

Rabu, 15 April 2015

Aku sedang tidak baik-baik saja

Aku merasa tempat kita tak pernah sama.Kamu yang tinggal selangkah lagi menuju garis finis,sementara aku masih dalam perjalanan.Aku bisa saja berlari mengikuti,tapi aku takut jika tiba-tiba ada jurang,dan aku terjatuh disana.Aku melihat kembali sekelilingku,lalu terdiam.Mungkin merengkuhmu adalah hal tersulit yang harus aku lakukan.
Aku tau kita berada di tempat yang benar-benar berbeda.Kamu selalu berada ditempat yang tinggi,yang sulit aku jangkau dan menatap matahari.Matamu terhalau silau,dan tepat disekitarku adalah kabut.Sesaat kemudian aku menyadari dimana tempatku berada.Lalu aku terdiam,mungkin membahagiakanmu adalah hal tersulit yang slalu aku usahakan.
Rasanya benar-benar seperti terjebak dalam sebuah pusaran.Dalam kebimbangan,ketakutan,kesedihan dan kekecewaan yang menghisap tubuhku dalam neraka hidup-hidup.Tapi aku tidak terbakar,aku malah menggigil kedinginan...

Minggu, 02 November 2014

03112014

Bukan dentang jam dua belas tepat yang aku tunggu,
atau tiup lilin yang bisa aku berikan seperti tahun lalumu dan cerita-ceritamu dulu.
Novembermu telah datang,sayang..
Semoga tidak terlambat,untuk sekedar aku mengucapkan "selamat ulang tahun" untukmu.
Dan maapkan aku,jika sampai detik ini,aku tidak bisa menjadi calon pendampingmu sebagaimana mestinya.
Aku berharap untuk malam ini,air mata terkubur jauh-jauh di padang bisu.
Untuk kamu dan aku,kita. . .

Selamat ulang tahun,sayang.
Selamat kembali mengingat.
Aku sayang kamu. . .

Rabu, 17 September 2014

Baca saja

Aku kacau lagi.
Aku memang tidak lagi menangis.
Tapi aku lagi-lagi memendam semuanya dan membiarkannya meledak melukai diri sendiri.

Aku menyadari ada yg berubah pada diriku sendiri.
Aku tidak tau langkahku kemana.Hanya menuruti semua instingku.Memaksakan topeng untuk menutupi raut luka.Mengolah senyum semampunya,memanipulasi perasaan.
Ketika aku berbalik arah,ada ibu yg melambaikan tangan.Memanggil dan berhamburan memelukku.Beliau berbisik,"Sabar dek,ibu tau kamu pasti akan baik-baik saja.",memberikan senyum sebisanya.
Aku meringkuk pasrah.Tidak ada setitikpun air mata yg jatuh,aku mencobah kokoh.
Beliau slalu tau apa yg aku alami dan rasakan,tanpa perlu aku bercerita.


Sore itu,sebenarnya aku sangat lelah.Dimulai dari hari sebelumnya,sebelumnya lagi dan sebelumnya lagi.Aku belum tau akan berakhir pada hari apa,kapan.Jadwal kuliah yg semakin aneh,keluarga yg lagi dirundung banyak masalah,kegiatan yg seringkali terbengkalai,dan juga beberapa berita duka.Entah bagaimana ceritanya,bersamaan dengan beratnya kelelahan itu,aku semakin menemukan banyak hal-hal dalam hubunganku bersama dia yg semakin sering terciptanya pertikaian-pertikaian kecil hingga memuncak,parah.Seperti tercabut sampai akarnya,sakit tapi tidak perih.Sedih tapi tidak bisa menangis.Aku tertawa,tapi sebenarnya tidak.Aku merasa "kosong".Menyesakkan bukan? :)

Aku hanya lelaki biasa,dengan hidup penuh liku dan ditempa untuk tidak lagi menangisi apa-apa yg tidak bisa aku rengkuh.
Untuk tidak lagi menangisi ketika semua perjuangan yg tidak berakhir seperti apa yg aku harapkan.
Untuk tidak lagi menangisi semua usahaku menjadi tak tenilai.
Untuk tidak lagi menangisi ketika tidak diperlakukan secara adil.
Untuk tidak lagi menyalahkan Tuhan atas apapun yg terjadi dalam hidupku.Karna seperti yg kamu tau sayang,sejak saat pahit itu,aku tidak pernah berharap akan dicintai dengan cara yg "mulia". . .

Ya,mungkin beberapa hal di semesta memang dirancang untuk hadir tanpa alasan,sehingga aku nggak akan menemukan jawaban dari "Mengapa ini terjadi?".Namun,pada saatnya nanti,semua kekaburan alasan itu akan aku temukan,entah bagaimana caranya.Semoga

Jumat, 12 September 2014

Jangan kemana-mana :)

Menerima kenyataan yg tidak sesuai dengan harapan kita itu tidak semudah menata sepatu ke dalam rak.Menekan fungsi otak untuk tidak melunjak itu kadang membuat semakin muak dan meledak,saking susahnya.Saking lelahnya.Membiarkan apa-apa yg diharuskan terjadi berjalan memenuhi takdirnya itu juga tidak sesederhana merekatkan handsaplast pada luka.Percayalah,itu benar-benar butuh usaha.

Lantas,kenapa aku bertahan sampai seperti ini? Padahal keadaan sering kali tidak memihak.Antara mungkin dan tidak mungkin buat bersama.Seperti cinta yg sedang kita jalani.Antara aku dan kamu yg berbeda dari berbagai sisi.Mencoba mengatasi,memperbaiki tapi tak kunjung teratasi.Beradu yg rentan terjadi,setiap kali.Salah satu alasannya mungkin keengganan memulai dengan yg baru.Dari awal lagi,menyesuaikan lagi,berkorban lagi.Karna memulai itu nggak pernah mudah.Dan aku terlalu malas melakukannya,atau sebenarnya memang aku yg terlalu takut kehilangan kamu. . .

Malam tadi terasa lebih dingin,lebih pekat,lebih nyeri karna perbedaan sikap yg kamu ciptakan.Mungkin juga semua karna kesalahan yg sama-sama telah kita buat.
Mungkin benar,suatu saat nanti kamu akan menjadi pecundang.
Yang menyerah,mengakhiri,lalu pergi dan menghilang.
Aku hanya ingin tau,sejauh mana kamu mempertahankan aku.Mempertahankan apa yg kamu bilang nyaman,juga sayang.

Maapkan aku yg tidak pernah bisa memberikanmu apa-apa.
Tidak bisa mengajakmu ketempat-tempat yg kamu suka.
Tidak selalu ada kapanpun ketika kamu butuh.
Tidak bisa secara rutin mengunjungimu,menemanimu disana.
Seadanya ini aku masih dan selalu berusaha membahagiakanmu.
Semoga kamu masih mau dan tetap tinggal,disini.
Nanti,ketika kamu ingin menyerah,ingatlah lagi apa-apa yg sudah kamu korbankan dan perjuangkan sampai sejauh ini :)


30 menit lagi matahari menampakan diri.Semoga tidurmu nyenyak malam tadi.Aku sayang kamu,selamat pagi :)

Sabtu, 23 Agustus 2014

:)

Setiap luka akan meninggalkan bekas,tidak sakit namun akan selalu terasa.Tidak perih namun selalu ada.
Seperti kata banyak orang "Apa yg harus terjadi,memang harus terjadi.Hidup harus terus berlanjut,terus berjalan."
Mungkin aku nggak berhenti berjalan sayang,tp lukanya membuat aku nggak bisa berjalan normal seperti kemarin lagi. . . :)
Malam ini aku berjanji pada diriku sendiri,aku ingin membebaskanmu menggapai duniamu.Aku berjanji nggak akan menanyakan kebenaran-kebenaran di setiap ceritamu.Aku berjanji akan slalu ada di belakangmu,tersenyum dan melihatmu melakukan apapun yg kamu mau.
Jadi,aku lepaskan kamu selepas-lepasnya,sayang.Aku bebaskan kamu sebebas-bebasnya.Semoga tidak ada lagi yg tersakiti dan menyakiti setelahnya :)

Minggu, 06 Juli 2014

Sakit? Bukan. Nyeri? Nggak. Lalu apa? Perih? Mungin :)

Kamu tau apa yg paling melelahkan? Ketika kamu begitu peka,peduli dan berfikir lebih dalam terhadap seseorang yg begitu kamu sayang tapi dia tidak menghiraukanmu.
Kamu tau apa rasa yg paling menyakitkan? Ketika seseorang yg mampu menyandera kemampuanmu untuk berfikir,untuk merasa,tp tidak menganggapmu penting.Dan kamu tidak lagi dilibatkan sama sekali saat mengambil segala keputusan dalam hidupnya.
Dia sibuk memikirkan dunianya,egonya dan keinginannya sendiri.Iya,itu melelahkan. . .

Saat ini aku masih terus berusaha untuk membuatnya bahagia,apapun caranya.Termasuk mengijinkannya melakukan hal-hal yg nggak aku suka.Termasuk melakukan hal-hal yg akan membuatku kecewa,lebih-lebih membuatku sakit.Cinta tidak akan berarti apa-apa jika masih ada pihak lain yang tidak bahagia.Nyatanya,selama apapun aku dan dia bersama,akhirnya terekam jelas bagaimana caranya dalam melibatkan egonya disetiap permasalahan yg ada,bagaimana caranya ketika mengingkari janji bahkan melanggar apa-apa yg telah kami sepakati di awal cerita kami bermula.Dan bagaimana caranya menghadirkan luka.Tragis memang.Agaknya ada yg harus aku benahi lagi.Harus ada yg aku tutupi lagi.Segala harapan yg aku gantung terlalu tinggi cm jadi mimpi teman tidurku malam tadi.Meski aku menyadari,tanpa luka,obat takkan berarti.Tanpa air mata,maka bahagia akan mati.Dan semua selalu sama juga sederhana,lagi-lagi aku yang harus slalu mengerti dan mengalah.
Tapi aku slalu menyembunyikan semuanya disini.Di balik senyum ini.Tanpa harus dia tau bagaimana rasanya,aku akan selalu baik-baik saja.Terima kasih untuk tidak bertanya,aku akan selalu baik-baik saja.Semoga. . .

Jika boleh aku katakan,aku rindu. . .
Aku rindu dimana mata kami beradu.Dia melepas senyum lalu dua tangannya melingkar di pinggangku tanpa ragu.Aku rindu hari dimana kami bersama,menghabiskan rindu berdua.Aku rindu dimana dia sangat mencintaiku dan menemukanku berkali-kali di dalam kepalanya.Dan aku rindu segala manjanya,bahkan isak tangisnya ketika dia nggak kuat menahan rindu.
Dari semuanya,aku hanya bisa berdo'a.Semoga dia cepat siuman dan sadar,kalo disini ada seseorang  yg begitu mencintainya :)