Selasa, 29 Januari 2013

Metaurora

Dear masa lalu,seandainya aku bisa memahami semua pertanda atau firasat yang diberikan oleh-Nya,pasti aku mengerti kenapa aku bertemu dan melihatmu lagi,hari ini.Otakku berputar kembali pada masa lalu,semua cerita yang terjadi dan rahasia yang tersimpan,spontanitas.Kamu,aku,kita dan putih abu-abu di waktu kebersamaan kala itu.
Hidup memang tak pernah cukup 24jam sehari,terlalu banyak cerita yang berputar.Apa memang hidupmu dan semua tentangmu terlalu indah untuk dilewatkan sedetikpun? ataukah malammu terlalu naif untuk diacuhkan? Cerita lain tentangmu yang tak pernah ku temui di kehidupan nyata ketika mataku masih terbuka lebar.Atau cerita-cerita kehidupanmu bertahun-tahun bersama lelakimu,kebahagiaanmu dan segala carut marut keseharianmu bersama siapapun itu.
Jika Tuhan memang memberikan kembali satu waktu,kita bertemu dan duduk bersama(lagi).Aku takkan lagi mempertanyakan kepergianmu(dulu) dan mengapa hilangnya aku.Hanya ingin mengenang masa lalu,menikmatinya dan menghabiskan semua rindu.Hanya cerita kita yang tak pernah berawal,juga tak pernah berujung.Tentang masa lalu dan mimpi-mimpimu.Saat pagi dan malam kita tak jadi satu.

Dear masa lalu,,memintamu kembali bukanlah kelayakanku.Sekarang perbedaan kita seperti sumur sama langit.Dua tempat yang terpisah dan tak mungkin bisa mengerti satu sama lain.
Menemukanmu lagi itu sudah cukup buat aku.Kamu pernah adapun itu sudah menyenangkan,dan akupun merasa cukup.
Dear masa lalu,Memang cinta tak pernah datang tepat waktu.Dan aku rasa kita sama-sama pernah merasakan itu...

Senin, 28 Januari 2013

Hujan,Bintang Jatuh dan Senja

Menikmati Hujan tidak harus dengan basah-basahan bukan? Aku lebih memilih berteduh,menghindari riuh rintiknya kesekian kali yang mungkin bisa membuatku "Demam"(lagi).Itu saja.
Mengharapkan Bintang Jatuh tak harus menantinya setiap malam dan slalu terjaga bukan? Aku lebih memilih terlelap dalam ruang pengap persegiku,menghindari bias perak sinarnya dan unik wujudnya yang mungkin bisa membuatku "Bermimpi" terlalu tinggi(lagi).
Menghayati Senja tak harus kepantai atau bukit bukan? Aku lebih memilih berdiam diri di dalam kamar,menghindari pendar sinarnya yang memukau yang mungkin bisa membuatku "Buta"(lagi).Sekian kalinya.
Akhir-akhir ini aku benar-benar menyadari ketiganya..
Hujan yang turun ke bumi kemudian berakhir dan berlalu hanya meninggalkan bekas.
Bintang Jatuh yang meskipun indah,tapi lewat dan sesaat untuk kemudian hilang bersama sinarnya.
Senja yang mengagumkan,tapi hanya hadir sekejap untuk kemudian hilang di pelukan malam.
Kapan kalian berhenti menjadi fatamorgana? Keluar dari cakrawala.Kenapa tak berwujud saja.Hingga nyata.
Kalian Semua sama,semu.Hanya persinggahan,bukan pemberhentian.
Hanya bisa dinikmati,bukan dimiliki.
Dan semoga saja setelah semua ini tak ada lagi rasa yang salah ter-eja.

Cerita Kemarin :)

Bukan Hampa namanya kalo enggak ada sunyi.Seseorang bisa lari dari kesendiriannya,tapi enggak bisa lari dari kesunyiannya.Aku...
Dalam diam aku mencintainya dan bersembunyi di balik ketidaktahuannya.Sehening itu.
Satu tahun lebih,hemm,waktu yang cukup lama bukan buat memendam sesuatu? buat menunggu? hahaha.Hebat sekali yah aku sudah melewati 1 tahun lebih itu dengan batin yang carut marut.Dan dalam satu tahun lebih itu aku menemukan cukup banyak alternatif yang masuk akal,tapi aku memang enggak ingin yang lain.Hanya dia,apa adanya.Termasuk pengharapan dan alam lamunannya yang tak pernah melibatkan aku ada.Aku mencintainya tanpa ini itu.Aku mencintainya benar atau salah.
Gimana sih rasanya,setelah menunggu,memendam satu tahun lebih terus akhirnya kesampaian? nano-nano banget,sampai nggak ada namanya.Tapi yah yang namanya realita nggak selalu seperti dongeng yang berakhir bahagia,sampai pada akhirnya aku menyadari..Aku meminta hanya karena banyak menanggung rasa,Dia menerima hanya karena ingin mencoba.Nyatanya,perbedaan itu tak selalu saling melengkapi.Yang dia berikan kemaren-kemaren hanya karena aku meminta,bukan karena dia ikhlas memberi.Aku mengerti,akhirnya dia kembali pada seseorang yang dia sayang,dan sayang sama dia,yang enggak meminta apa-apa,tapi dia mau memberikan semuanya.Segalanya.

Dia tak pernah sekalipun mencintaiku,itulah kesimpulan akhir yang kupaksakan.Kenyataan.Kesimpulan yang membuat buram wajah ceriaku.Rasa itu membawaku pada kerela'an menunggu,menahan diri,dan membiarkan jika rasa itu pergi.Disaat perpisahan memenuhi jeda antara kita,aku mengerti satu hal,bahwa aku belum benar-benar mengenal dia.Sebesar apapun aku merasa memiliki dia,tetap saja berakhir dengan kata "merasa".Aku belajar untuk nggak menyesali apapun.Bahwa hidup memang harus menerima,penerimaan yang indah.Tak masalah meski harus melalui beberapa kejadian yang pahit dan menyesakan seperti ini.Memang harus ada yang aku relakan dalam hidup ini,untuk itu Tuhan menciptakana ikhlas.Jika aku peduli padanya,itu semata karena aku tak tau tentang gimana cara mengatasi perasaan.Setidaknya aku mampu menahannya dengan cukup mendo'akan.Aku menahannya untuk enggak lebih dari itu...